Bukan HAMAS yang Memulai, Tapi Israel yang Mengobarkan Peperangan

Tentara Zionis Israel menggempur kota Gaza sejak Rabu (14/11) pekan lalu. Hingga hari ini dilaporkan serangan itu menewaskan 109 orang penduduk Gaza. 

Meski secara kasat mata semua orang tahu bahwa Israel lah yang menjajah dan merebut tanah Palestina, tetapi masih beredar opini bahwa serangan Israel dipancing atau diakibatkan oleh serangan-serangan roket dari Gaza oleh HAMAS. 

Mereka mengatakan serangan Israel adalah balasan atas roket api dari Gaza ke Selatan Israel. Inilah yang dijadikan laporan di Amerika Serikat, dan hal ini juga yang diketahui oleh hampir seluruh warga Amerika. 

Atas dasar inilah kemudian Amerika Serikat (AS) membela Zionis Israel yang melakukan serangan ke Gaza. Presiden Barack Obama bahkan mengatakan dukungan sepenuhnya kepada sekutunya itu dalam membela diri dari serangan roket Hamas.

"Tidak ada satupun negara di dunia ini yang mentolerir rudal menghujani warganya dari luar perbatasan," Obama mengatakan demikian saat jumpa pers di Bangkok, Thailand, pada Ahad (18/11) seperti dilansir Today Zaman dihari yang sama.

Menurut dia, serangan udara armada perang Zionis Israel adalah untuk mempertahankan diri. Serangan itu menurut dia merupakan hak setiap negara. Tetapi dia menghendaki agar kedua pihak mengakhiri aksi saling bantai tersebut.

Dan itu adalah kebohongan!

Faktanya, pada hari Sabtu, sebelum Israel memperluas pengeboman, sayap militer Front Populer untuk Pembebasan Palestina (Popular Front For the Liberation of Palestine/PLFP), sebuah front perlawanan yang berideologi kiri, menembakkan rudal ke arah pasukan Zionis Israel di dekat perbatasan Gaza, dan melukai empat orang tentara Israel.

Tetapi, apa yang menyulut aksi penembakan rudal tersebut?

Pertama, pada Senin, 5 November, Israel menembak dan menewaskan pria 23 tahun bernama Ahmad Nabhani ketika ia mendekati pagar perbatasan dengan Israel. Menurut setidaknya satu sumber, Nabhani tampak menantang.

Kemudian pada Kamis, 8 November, tentara Zionis Israel, --dengan 8 tank dan 4 buldozer-- menyerang bagian selatan Gaza, menembak dan menewaskan anak lelaki 13 tahun. Ini merupakan data yang dilansir Pusat HAM Palestina (PCHR).

“Menurut investigasi yang dilakukan oleh Pusat HAM Palestina, kira-kira pukul 16.30 pada hari Kamis, akibat tembakan membabi buta yang dilakukan oleh militer Zionis Israel yang berpindah ke desa Abbasan, seorang anak lelaki berusia 13 tahun bernama Ahmad Younis Khader Abu Daqqa mengalami luka serius akibat peluru yang bersarang di perut. Pada saat ditembak, Ahmed sedang bermain sepak bola bersama teman-temannya di depan rumah orang tuanya, yang berlokasi sekitar 1.200 meter dekat dengan area dimana tentara Zionis Israel berada”, tulis Muslimvillage.

Maka, yang sebenarnya harus menjadi perhatian adalah sisi kekejaman dan tindakan tidak manusiawi blokade Israel di Gaza. Israel-lah yang memulai peperangan terbaru ini. Dan jika bicara respon merespon, Israel-lah yang mengobarkan kekerasan dengan serangan militer yang tidak berimbang.(SI-Online)