Inilah Wajah Antek-Antek Amerika dan Zionis di Indonesial - BERITA ISLAM
Headlines News :
Home » , » Inilah Wajah Antek-Antek Amerika dan Zionis di Indonesial

Inilah Wajah Antek-Antek Amerika dan Zionis di Indonesial

Written By To SeggeE on Minggu, 13 Maret 2011 | 17.42

Masih ingat dengan Insiden Monas 1 Juni 2008 kemarin. Selidik punya selidik, ternyata ini telah diskenariokan untuk lagi-lagi mengkambing hitamkan Islam secara keseluruhan.

Kok bisa???

Fakta Pertama :

Bentrok antara masa Komando Laskar Islam dan masa AKKBB diblow up sedemikian rupa dengan cara-cara paling bodoh yang dilakukan agar dapat membentuk opini masyarakat bahwa Islam identik dengan kekerasan.


Sebenarnya insiden Monas tidaklah separah yang diberitakan, terbukti pencekikan yang dilakukan Munarman, panglima Komando Laskar Islam yang dijadikan cover Koran Tempo edisi Selasa, 3 Juni 2008 yang katanya terhadap salah satu masa AKKBB hanyalah manipulatif dan dusta. Orang yang dicekik Munarman ternyata adalah anak buahnya sendiri bernama Ucok Nasrullah alias Ponco yang dilakukannya agar anak buahnya tidak anarkis. Tapi sayangnya opini public telah terbentuk bersamaan dengan Headline yang telah keluar.

“Panglima Komando Laskar Islam Munarman mencekik salah seorang anggota Aliansi Kebangsaan di kawasan Monas. Foto ini ditunjukkan dalam jumpa pers kelompok Aliansi di kantor Wahid Institute, Jakarta, kemarin.” (Koran Tempo edisi Selasa, 3 Juni 2008 )

“Cekik Leher: Munarman, Panglima Komando Laskar Islam yang mantan Ketua YLBHI mencekik simpatisan massa AKKBB yang diserangnya, Minggu (1/6)” (Harian Tribun Jabar)


Hampir seluruh media memberitakan mengenai hal ini berikut juga adegan kekerasan yang terjadi saat insiden Monas terus berulang-ulang. Termasuk ketika seorang anak kecil yang tertangkap kamera dan televisi yang katanya anak dari masa AKKBB ternyata adalah anak dari Ustadz Tubagus Sidik, salah satu anggola Komando Laskar Islam.

Dibandingkan dengan bentrok yang terjadi antar kelompok pendukung cagub Malut selama berbulan-bulan dan sampai kini masih terus berlangsung. Atau bentrok yang terjadi antara polisi dan demonstran BBM di Unas. Apalagi bila dibandingkan dengan huru-hara puluhan ribu massa parpol pendukung calon Bupati Tuban yang sampai merusak dan membakar pendopo Kabupaten, perkantoran, dan pom bensin. Insiden Monas tidaklah separah yang diberitakan.

Lantas kenapa bisa jadi seheboh itu??

Jawabnya adalah karena mereka adalah muslim yang nyata sepak terjangnya ingin menegakkan syariat Islam!!!

Fakta Kedua :

Kapolri Jenderal Pol. Sutanto mengatakan bahwa insiden Monas terjadi karena kelompok AKKBB yang mencari masalah. Seharusnya mereka tidak masuk Monas sesuai pemberitahuan mereka kepada polisi, mereka harusnya ke Bundaran HI. Namun karena mereka masuk Monas meski tidak mendapat izin dari penguasa monas dan melakukan provokasi dengan pengumuman apel akbar di sejumlah media massa dan mencerca dengan kata-kata “Laskar Kafir!!! Laskar Setan!!!”, yang sontak membuat masa Komando Laskar Islam yang sebenarnya kehadiran mereka di Monas hanya ditugaskan untuk mengamankan demonstrasi tolak kenaikan harga BBM.

Fakta Ketiga :

Kedutaan Amerika Serikat diwakili John A Hefern yang datang membesuk para korban dari kalangan AKKBB di rumah sakit serta menggelar jumpa pers mengecam insiden tersebut dan mendesak pemerintah Indonesia terkait kasus tersebut memaksa Presiden SBY juga melakukan jumpa pers. Seharusnya selain melakukan jumpa pers seputar insiden Monas, presiden SBY selayaknya memberikan nota protes kepada pemerintah AS agar segera menghentikan campur tangannya dalam urusan dalam negeri Indonesia dan meminta maaf kepada pemerintah dan rakyat Indonesia. Termasuk juga kasus Namru-2.

Benar-benar aneh dan terlihat benang merah yang sangat jelas!!!

Fakta Keempat :

Pembunuhan karakter yang luar biasa terhadap Islam secara keseluruhan yang diwakili Front Pembela Islam yang seharusnya hanya ditujukan kepada Komando Laskar Islam begitu gencarnya dan disiarkan berulang-ulang. Sementara anarkisme yang dilakukan oleh pendukung AKKBB yaitu hanya sebagian kecil dari masa Nahdatul Ulama atau lebih tepatnya para taklidiyun Gus Dur yang menginginkan FPI bubar diangkat sedemikian rupa mengalahkan demo spektakuler Forum Ulama dan Habaib serta elemen umat Islam lainnya pada 9 Juni 2008 di Monas, Istana Negara dan Polda Metro Jaya. Di sini kita bisa melihat, publikasi yang dilakukan media sangat-sangat terlihat jelas tidak adil. Ketika itu berhubungan dengan umat Islam, maka diminimalisir sementara bila terhadap kaum SEPILIS (SEKULER, KAPITALIS dan LIBERALIS) diangkat setinggi-tingginya. Tapi sayangnya hanya sedikit umat Islam yang menyadarinya. Syukurnya Eramuslim.com, Republika, Gatra, Hidayatullah.com masih menjadi rujukan yang dapat dipertanggung jawabkan bagi untuk umat Islam. Jadi sebaiknya, rekomendasi saya, sebagai bahan penyeimbang yang dapat dipercaya, kalian bisa baca media-media yang dimaksud.

Silakan baca Pelajaran Berharga Peristiwa Monas, atau ini,

Tapi….. walau apapun yang terjadi ternyata makar Allah jauh lebih hebat dari makar siapapun.

Terbukti polling pembubaran FPI di beberapa media justru menjadi terbalik seperti yang diharapkan meski pembunuhan karakter itu begitu gencarnya.

Hasil polling Liputan6.com pada 10 Juni 2008, menunjukkan 59 persen (atau 89.126 pengakses) tidak menginginkan FPI bubar. Hanya 41 persen (atau 62.093 netter) yang meminta FPI dibubarkan. Sisanya 272 orang menyatakan abstain. Di Detik.com, 56,76 persen dari 26.022 orang menolak FPI dibubarkan. Di www.republika.co.id, yang menginginkan FPI jangan dibubarkan melejit 85,5 persen. Sementara di www.nu.or.id dukungan agar FPI tidak dibubarkan juga meningkat dari 59 persen menjadi 62 persen pada hari yang sama. Sebagiannya beralasan : “keberadaannya harus tetap dipertahankan guna menghapus kemaksiatan dan melawan kelompok liberal.”

Akibat harapan yang tidak sesuai, poling di Liputan6.com tersebut tiba-tiba lenyap tanpa penjelasan pada keesokan harinya (11/6). Article ini juga bisa dibaca di sini atau di sini.

Oke guys! Berikut adalah wajah-wajah yang harus kita waspadai!!

Tapi, mohon maaf, untuk para penentang gambar makhluk hidup tanpa rukhsah sedikitpun mohon tidak membaca penjelasan berikutnya, Kecuali yang hanya ingin mengambil mashlahatnya saja!! Silakah beralih ke article lainnya diblog ini. Afwan ziddan.

Lanjut!!

Terus ke bawah!!

Warning!!

Sedikit lagi!!

Ini Dia….

Gunawan Muhamad

Kader sosialis dan seorang kapitalis tulen yang kaya raya dari saham Tempo, Jawa Pos, dan berbagai perusahaan lainnya yang sinis terhadap agama (Islam). Selalu berperilaku seperti sosialis tulen yang moralis, demokratis, sok miskin, termasuk dengan penampilan kucel dan selalu memakai mobil Toyota kijang 1996-an. “Dialah agen utama Amerika di Indonesia,” kata seorang pensiunan perwira tinggi Angkatan Darat. Bersama Gus Dur, ia menerima hadiah uang senilai 250 ribu dollar AS (sekitar Rp 2,3 milyar) dan penghargaan “Dan David Prize” dari Israel. Dialah yang berperan dalam proses sekulerisasi di Indonesia dan membesarkan Abdurahman Wahid dan Nurcholis Madjid, sebagai lokomotif liberalisasi Islam di Indonesia dan dia pula yang mengorbitkan kalangan liberal seperti Ulil Abshar Abdala melalui Temponya.

Adnan Buyung Nasution

Pendukung AKKBB paling vocal. Pendiri YLBHI bersama tokoh intel Indonesia, Ali Moertopo. Dia selalu mengklaim diri sebagai lokomotif demokrasi. Padahal banyak tindakannya yang tidak demokratis, termasuk memecat Munarman dari posisi ketua YLBHI gara-gara Munarman mengadakan kegiatan pengajian di kantor YLBHI.

Todung Mulya Lubis

Dia adalah contoh kader sosialis yang telah berubah menjadi kapitalis sejati. Menjadi pengacara banyak perusahaan AS dengan gaji ribuan dollar per jam, namun masih suka ploretar. Dia sering menjual isu Indonesia dan Timor Timur saat menjadi Wakil Ketua Komisi Investigasi HAM untuk Timor-Timur. Menjadi Ketua International Crisis Group (ICG), lembaga pengkaji isu internasional yang analisanya tentang Islam dan Umat Islam sering melenceng dan menyakitkan.

M. Fajroel Rachman

Ketua Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan (Pedoman) Indonesia, adalah otak aksi mahasiswa ITB di tahun 1989. dikenal anti Islam dan menjadi motor dalam judicial review ke Mahkamah Konstirusi yang meminta pembubaran Lembaga Sensor Film (LSF) karena dianggap membunuh kreatifitas seni.

Rizal Malarangeng

Aktivis kapitalis neoliberal murni. Ketua Freedom Institute yang suka mejeng di baliho jalanan dengan semboyan Save Our Nation. Dan sebagai negosiator perjanjian Exxon Mobile. Jangan aneh melihat kekesalannya [baca kebenciannya] saat wawancara mengenai FPI pada insiden Monas di salah satu stasiun televisi swasta.

Ulil Abshar Abdalla

Dia adalah corong JIL paling tajam dan dikenal sebagai penentang formalitas dan hokum Islam. Saat ini sedang mengejar gelar doctor dan ditatrar untuk menjadi salah satu kader dan the Darling of Amerika di Boston. Dia dan seluruh aktivis jaringan Islam Liberal, komentarnya sudah sering keluar dari rambu syara. Misalnya, Guntur Romly pernah mengatakan bahwa naudzubillahi min dzalik—Al-Qur’an adalah kitab paling porno. Taufiq Adnan Amal mengatakan tafsir al-Qur’an sudah bias jender. Meski rata-rata mereka berasal dari lingkungan pesantren, mereka banyak yang sudah mengabaikan ibadah mahdlah seperti shalat lima waktu.

Musdah Mulia

Dia juga aktivis JIL yang pro homoseksual dan mengecam ulama yang menafsirkan al-Qur’an untuk menyalahkan kaum homo dan lesbi.

Luthfi Assyaukanie

Adalah dosen senior Universitas Paramadina, dan peneliti Freedom Institute yang mendapat dana jutaan dollar dari Amerika. Dia juga salah satu dewan pengarah di Maarif Institute, Co-Founder dan Anggota Dewan Pengarah JIL. Setelah menyelesaikan studi di Unibersity of Jordan dengan spesialisasi Filosofi dan Hukum Islam, ia lalu menyelesaikan gelar MA dan PhD di The University of Melbourne. Pandangannya tentang syariat Islam selalu negative.

Gus Dus

Sikapnya selalu negative terhadap formalitas hukum Islam. Dikenal sebagai sahabat Israel dan anggota Ghoyim Zionis. Pandangannya pun berbeda dengan pandangan PB Nahdlatul Ulama dalam masalah Islam Liberal, meski ia bekas Ketua Umum PB NU. Untuk kegiatan pro sekulerisme, pluralisme, liberalisme dan sosialisme, ia mendirikan The Wahid Institute yang dananya juga dari Amerika. Yang paling fresh dari Mr. Dur, beberapa waktu yang lalu, dia diundang ke AS untuk penganugerahan Medal of Valor (Medali Keberanian) dari Shimon Wiesenthal Center (WCS) karena dianggap sebagai sahabat paling setia dan paling berani terang-terangan menjadi pelindung kaum Zionis-Yahudi dunia di sebuah negeri mayoritas Muslim terbesar seperti Indonesia.

Syafi’I Ma’arif

Sudah sejak lama, pandangannya cenderung pro Islam Liberal. Jika dulu pandangannya sering disebut Neo Mu’tazilah, belakangan diketahui bahwa ide-ide itu pula yang disebarkan anak muda JIL. Lulusan Chicago University ini pun membentuk Ma’arif Institute yang penelitiannya sering menyudutkan cita-cita penerapan hukum Islam di Indonesia. Dana Maarif Institute konon juga berasal dari Amerika.

Orang-orang inilah para pendukung AKKBB. Yang menggantungkan hidupnya pada bantuan asing seperti USAID, Asia Fondation, Ford Fondation, AusAID, dan TIFA. Dibalik aksi AKKBB lah akhirnya terlihat ada kepentingan asing. Indonesia dalam kondisi terjajah dengan model baru. Para penjajah yang menggunakan antek-antek di negeri ini yang berlangsung secara sistematis. Tujuannya hanya satu, yakni menghalangi umat Islam melaksanakan syariatnya. Selain mereka, masih banyak lagi yang tergabung dan secara nyata telah menampakkan keapatisannya terhadap syariat Islam. Untuk selengkapnya lihat Suara Islam edisi 46, tahun 2008 dengan judul ”Ini Dia Gembong AKKBB” pada halaman 6-7.

Semoga article ini bermanfaat dan membuka mata hati kita serta semakin terbuktilah firman Allah Subhanahu Wata’ala berikut ini,

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)’. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al-Baqarah: 120)
 Sumber :http://mahyuni-bjm.blogspot.com/
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BERITA ISLAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger