Jawa Barat - Meski pernah ditolak mayoritas ormas Islam Indonesia, Majelis Sunni Syiah Indonesia (MUHSIN) kembali dideklarasikan. Organisasi yang digagas oleh Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) itu kembali mendeklarasikan di Jawa Barat, Ahad (17/7/2011). Sekitar 12 ormas pemuda di Jabar yang mewakili Sunni menjadi deklarator.
Deklarasi yang dilakukan di Hotel Horison ini dihadiri oleh Ketua IJABI Jalaluddin Rakhmat, Pengurus Pusat MUHSIN Pusat Daud Poliradja, serta Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoed Farazandeh.
12 ormas pemuda yang melakukan deklarasi di antaranya PMII Cabang Kabupaten Bandung, Forum Pasca Sarjana UIN Bandung, Keluarga Mahasiswa Kabupaten Bandung Barat, Muslimat NU Jabar, Forum Kajian Damar Institut, Jakatarub, Forum Studi UIN Bandung, dan Forum Gus Dur Bandung.
"Majelis ini adalah yang pertama di dunia," ujar Ketua IJABI Jalaluddin Rakhmat.
Menurutnya Umat Islam harus bangga dengan keberadaan majelis ini. "Dua madzhab yang sering diliputi perpecahan, kini menjalin ikatan persaudaraan antarsesama muslim," tandasnya.
Dia menegaskan pembentukan MUHSIN, bukan untuk mencampurkan dua paham atau ajaran kedua aliran yaitu Sunni dan Syiah, ini melainkan hanya sebagai tempat untuk berkumpul, berdialog, dan melakukan kegiatan sosial.
"Masalah ajaran itu masing-masing. Lakum dinukum waliyadin, bagimu agamamu bagiku agamaku. Ingat menjalin ukhuwah Islamiyah adalah perintah Allah dalan al-Quran," tegasnya.
Sementara itu Pimpinan Pengurus MUHSIN Pusat Daud Poliradja yang juga merupakan Ketua Departemen Pemuda dan Remaja Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat, keberadaan MUHSIN yang dideklarasikan 20 Mei 2011 lalu di Jakarta, diakuinya menimbulkan pro dan kontra.
"Saya sendiri langsung ditegur oleh ketua saya di DMI. Namun setelah saya jelaskan, kegiatan ini mereka bisa maklumi. Ya namun masih sebatas memaklumi, belum mendukung. Namun pro dan kontra ini adalah dinamika," ujar Daud.
Lebih lanjut Daud mengungkapkan pembentukan MUHSIN berawal dari kedatangan Jalaluddin Rakhmat ke DMI, kemudian setelah melakukan pertemuan beberapa kali muncul ide membentuk MUHSIN.
"Saya pesan pada MUHSIN Jawa Barat, bila ada yang pro sukurilah, kalau ada yang kontra jangan jawab dengan permusuhan, namun dengan amal solih," tuturnya.
Sebelum ini, Jumat (10/06/2011), sejumlah utusan ormas Islam mendeklarasikan pernyataan sikap menolak keberadaan MUHSIN, di Masjid Al-Furqan, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Jakarta.
Para pimbicara menjelaskan bahwa aliran Syiah, yakni Syi'ah Imamiyah asal Iran yang mulai marak disebarkan di Indonesia sangat bertentangan dengan akidah Islam. Di antara perbedaannya adalah, Syiah meyakini al-Qur`an belum sempurna, Syi'ah menganggap para imam mereka yang 12 ma'shum dari dosa dan kesalahan, menghalalkan nikah kontrak, dan mengkafirkan kalangan Ahlussunnah.
Wakil ormas yang ikut deklarasi penolakan ini adalah; Habib Ahmad Zain Al Kaff (Yayasan Albayyinat dan PWNU Jatim), Ustadz Agus Tri Sundawi (Majelis Tarjih PP Muhammadiyuah), Idrus Ramli (alumni Ponpes Sidogiri Jatim), KH. Cholil Ridwan (BKsPPI dan MUI), serta Tiar Anwar Bachrtiar (Persatuan Islam).
Selain itu hadir pula perwakilan sejumlah ormas Islam antara lain; Perhimpunan Al Irsyad, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, BKSPPI, Wahdah Islamiyah, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Yayasan Albayyinat, dan Forum Kajian Aliran Agama (FKAA) Bandung.* [hdy].
Sumber:http://www.syiahindonesia.com/index.php/akhbar-syiah/syiah-indonesia/505-pernah-ditolak-muhsin-muncul-lagi-di-jawa-barat-
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !