Selain memanjatkan doa untuk Gus Dur, umat Konghucu yang hadir dalam puncak perayaan Imlek di juga mempersembahkan puisi buat Gus Dur. Puisi berjudul “Selamat Beristirahat Gus, Semoga Sampeyan Tidak Melupakan Kami” itu dibacakan oleh Raissa Lauwsen itu dimaksudkan sebagai rasa hormat dan penghargaan kepada mendiang Gus Dur, sang bapak pluralisma yang berjasa besar bagi eksistensi umat Konghucu di Indonesia.
Bila dicermati, puisi Konghucu ini sangat aneh karena “memanusiakan” Tuhan dengan sifat-sifat manusiawi, antara lain: Tuhan bosan, mangkal (sakit hati), tertawa terpingkal-pingkal, minum kopi, dsb.
...Puisi Konghucu ini sangat aneh karena “memanusiakan” Tuhan dengan sifat-sifat manusiawi, antara lain: Tuhan bosan, mangkal (sakit hati), tertawa terpingkal-pingkal, minum kopi, dsb...
Karenanya, dalam puisi tersebut umat Konghucu meminta Gus Dur agar melobi Tuhan untuk kepentingan bangsa Indonesia dengan cara: menemani Tuhan minum kopi dan membujuk Tuhan agar mau menolong Indonesia. Parahnya, lagi, mereka meminta Gus Dur untuk menghibur Tuhan dengan guyonan maha dahsyat, agar Tuhan yang sedang bosan, mangkel dan marah itu bisa tertawa terpingkal-pingkal, luluh hati-Nya.
Demikian bunyi puisi “Selamat Beristirahat Gus, Semoga Sampeyan Tidak Melupakan Kami” yang dibaca pada acara yang dihadiri Presiden SBY tersebut:
Selamat Beristirahat Gus, Semoga Sampeyan Tidak Melupakan Kami
Gus, sudah 53 hari sampeyan pulang, ke rumah Gusti yang Maha Sempurna, Maha Hangat, Maha Murah Senyum, Maha Welas Asih, dan maha bijaksana.
Kami berharap Gus, semoga saja sampeyan kerasan, damai, nyaman, tenteram, dan bisa beristirahat dengan tenang.
Sesungguhnya Gusti Allah sangat sayang sama panjenengan Gus. Beliau memantau terus kerja dan karya-karya sampeyan yang tulus, ikhlas, lurus, total dan tak pernah mau istirahat.
Meski diberi sakit, sampeyan tetap nekad jalan-jalan, menyapa kawan, menyambagi lawan, menjaga silaturrahmi, tanpa memandang pengkat dan golongan.
Meski diberi kegelapan pandangan, sampeyan juga tak mau diam dan duduk manis, tak lelah berkeliling negeri, membela yang tertindas, menguatkan yang lemah, tanpa pandang warna, tak peduli bendera.
Meski sering ditinggal sendirian, sampeyan juga tak pernah gentar, kalau yakin diri sampeyan benar, tetap tegar berdiri sendiri di depan, tak undur meski hanya selangkah, dengan tabah dan penuh keyakinan.
Sampeyan juga tak peduli ditelikung lawan dan kawan, tak ambil pusing dan dengan enteng sampeyan malah maju terus dan pasang badan, sambil sesekali berkata, gitu aja kok repot!
Kami berharap Gus, semoga saja sampeyan kerasan, damai, nyaman, tenteram, dan bisa beristirahat dengan tenang.
Sesungguhnya Gusti Allah sangat sayang sama panjenengan Gus. Beliau memantau terus kerja dan karya-karya sampeyan yang tulus, ikhlas, lurus, total dan tak pernah mau istirahat.
Meski diberi sakit, sampeyan tetap nekad jalan-jalan, menyapa kawan, menyambagi lawan, menjaga silaturrahmi, tanpa memandang pengkat dan golongan.
Meski diberi kegelapan pandangan, sampeyan juga tak mau diam dan duduk manis, tak lelah berkeliling negeri, membela yang tertindas, menguatkan yang lemah, tanpa pandang warna, tak peduli bendera.
Meski sering ditinggal sendirian, sampeyan juga tak pernah gentar, kalau yakin diri sampeyan benar, tetap tegar berdiri sendiri di depan, tak undur meski hanya selangkah, dengan tabah dan penuh keyakinan.
Sampeyan juga tak peduli ditelikung lawan dan kawan, tak ambil pusing dan dengan enteng sampeyan malah maju terus dan pasang badan, sambil sesekali berkata, gitu aja kok repot!
...umat Konghucu meminta Gus Dur agar menemani Tuhan minum kopi, membujuk Tuhan, dan menghibur Tuhan dengan guyonan maha dahsyat, agar Tuhan tertawa terpingkal-pingkal, luluh hati-Nya.
Gus, kini panjenengan dipaksa pulang ke rumah Gusti, Beliau sangat sayang sama sampeyan, ingin sampeyan benar-benar istirahat melepaskan beban, sambil sesekali menemani Gusti minum kopi.
Selamat beristirahat Gus, temani Gusti yang Maha Bijak, agar beliau senang, setidaknya masih ada orang Indonesia yang sebaik sampeyan.
Gus, kini panjenengan dipaksa pulang ke rumah Gusti, Beliau sangat sayang sama sampeyan, ingin sampeyan benar-benar istirahat melepaskan beban, sambil sesekali menemani Gusti minum kopi.
Selamat beristirahat Gus, temani Gusti yang Maha Bijak, agar beliau senang, setidaknya masih ada orang Indonesia yang sebaik sampeyan.
Namun Gus, sesekali bujuk Beliau (Gusti Allah, ed.) agar mau menolong Indonesia, agar negara kita dapat maju dengan perkasa, elitnya sadar mana yang inti dan mana yang variasi, serius dan kompak bekerja demi negara, meninggalkan remeh-temeh tiada guna, fokus pada solusi dan kerja nyata.
Gus, sembuhkan juga rabun hati yang menimpa sebagian anak bangsa, yang tak bisa membedakan mana milik pribadi dan mana milik bersama, sehingga korupsi nanti tinggal cerita di buku-buku sejarah lama.
Oya Gus, kalau Gusti mulai bosan, mangkel dan marah melihat ulah para elit kita, tolong sampeyan hibur dengan guyonan maha dahsyat, agar Gusti terpingkal-pingkal, luluh hati dan mau mengampuni dosa-dosa kita.
Gus, Selamat beristirahat, kini saatnya sampeyan hidup sejahtera di samping Gusti junjungan kita.”
Gus, sembuhkan juga rabun hati yang menimpa sebagian anak bangsa, yang tak bisa membedakan mana milik pribadi dan mana milik bersama, sehingga korupsi nanti tinggal cerita di buku-buku sejarah lama.
Oya Gus, kalau Gusti mulai bosan, mangkel dan marah melihat ulah para elit kita, tolong sampeyan hibur dengan guyonan maha dahsyat, agar Gusti terpingkal-pingkal, luluh hati dan mau mengampuni dosa-dosa kita.
Gus, Selamat beristirahat, kini saatnya sampeyan hidup sejahtera di samping Gusti junjungan kita.”
Puisi Konghucu itu menggambarkan bahwa itulah keyakinan mereka. Keyakinan aneh bahwa Tuhan punya sifat bosan, mangkal (sakit hati), tertawa terpingkal-pingkal, minum kopi, dsb, sehingga perlu ditemani minum kopi, dibucuk hati-Nya dan diberi guyonan agar tertawa terpingkal-pingkal dan luluh hati-Nya.
Dan keyakinan “aneh” itulah yang diperjuangkan Gus Dur semasa menjadi Presiden RI. Subhanahu wa ta'ala 'amma yashifuun.
"Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan" (Qs. Al-An'am 100). [taz]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !